Fakfak In the Archipelago Maritime Network In The XX Century

Main Article Content

Ester Yambeyapdi
Susanto Zuhdi
Didik Pradjoko

Abstract

Berangkat dari kajian Sutherland mengenai wilayah timur Indonesia (2021), artikel ini membahas Fakfak sebagai tempat yang berkembang dalam jaringan maritim Indonesia pada abad ke-20. Selain berperan sebagai ibu kota Papua Nugini Barat pada tahun 1901, Fakfak berkembang sebagai pelabuhan. Sebagai pelabuhan, Fakfak menjadi salah satu faktor terjadinya interaksi berkelanjutan antara wilayah dalam dan luar serta menjadi pendorong dan penarik migrasi penduduk. Struktur dan kehidupan sosial dengan latar belakang beberapa kerajaan tradisional mewarnai dinamika yang menjadikan Fakfak sebagai pelabuhan sekaligus kota, di pesisir barat Papua. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan pertanyaan bagaimana jaringan maritim terbentuk di wilayah barat Papua dan mengapa Fakfak berperan penting dalam terbentuknya pelabuhan dan pusat pertumbuhan di wilayah pesisir ini. Dalam artikel ini dijelaskan peran utama KPM dalam dinamika Pelabuhan Fakfak yang menarik bagi berbagai komoditas seperti pala, damar, masoi, kayu kuning, dan kulit burung cendrawasih. Temuan penelitian ini menunjukkan terbentuknya pelabuhan dan kota Fakfak dalam dinamika internal – Papua – dan eksternal – Indonesia/Indonesia, Asia dan Eropa/Belanda. Tipologi pelabuhan seperti ini nampaknya masih (sangat) jarang ditemukan dalam kajian maritim di Asia Tenggara. Sumber yang digunakan adalah arsip, seperti MvO, laporan perjalanan, dan literatur terkait lainnya.


Kata Kunci: Fakfak, jaringan maritim, kepulauan.

Article Details

Section
Articles